Sabtu, 10 April 2010

Pacar Pertamaku Hilang Ditelan Kanker (NOVEL)

Selesai sudah acara pemakaman kakakku dilaksanakan. Aku, mama, dan papa sangat terpukul sekali atas kepergian kakakku yang begitu cepat. Dia pergi dengan keadaan yang tidak wajar, kaki kanannya hilang entah kemana. Menurut temannya, terakhir dia melihat kakakku bersama Kevin, pacarnya, pergi ke sebuah wilayah pedesaan tepatnya di daerah Cipatat. Katanya sih itu tempat vilanya Kevin dibangun. Setelah dari sana kakakku lost contact dengan kami sekeluarga dan teman-temannya. Aku dan mama pun panik tentunya, sudah 3 hari kakak tak juga pulang. Lalu kami berusaha menanyakan kepada teman-teman dekatnya tapi tidak ada yang tahu dan akhirnya kami melaporkan kejadian ini ke pihak yang berwajib. Setelah 2 hari berlalu, ternyata kakakku ditemukan tewas di sebuah jurang di Padalarang. Papa dan mama terlihat sangat shock setelah mendengar kejadian itu. Dengan muka yang kusut dan suram kami pun merelakannya pergi. Setelah pemakaman selesai, mama dan papa langsung membicarakan tentang rencana mereka yang akan pindah ke Surabaya.
“Bagaimana Lita, apa kamu sudah siap untuk pindah ke Surabaya?” tanya papa dengan lembut
“GAK ! pokonya Lita gak mau kalau harus meninggalkan rumah ini! Lita pengen tetep di sini titik. Papa jangan maksa Lita dong !”
“Lita, bukan kamu saja yang berat meninggalkan rumah ini nak, tapi papa juga sama seperti kamu, sayang !”
“Tapi kenapa pa?”
“Ini demi kebaikan mamamu, Lita. Jika terus-terusan tinggal di sini, lama-lama mama bisa stres. Apa kamu mau melihat mamamu sakit seperti orang-orang di RSJ ?”
“ Ya tentu aja Lita gak mau ! tapi kan pa……”
“Sudahlah, sekarang kamu tinggal pilih mamamu sakit atau pindah ke Surabaya? Papa tunggu jawabanmu besok pagi !” kata papa dengan nada keras. Sepertinya papa sudah tidak bisa mengontrol emosinya lagi.
“huuuuh, dasar tukang maksa ! pindah aja sendiri !” ujarku dalam hati.
Dengan berat hati aku pun memilih untuk pindah ke Surabaya. Sebenarnya aku masih sangat ingin berada di sini tapi bagaimana lagi? keadaan yang memaksaku.
Akhirnya setelah pembagian rapot semester 1, kami sekeluarga pindah dan aku langsung menemukan sekolah yang cocok untukku. Hari ini hari Sabtu, sedangkan aku mulai masuk sekolah hari Senin, jadi masih ada waktu 1 hari lagi untuk mempersiapkan buku-buku dan peralatan sekolah lainnya. Entah kenapa aku jadi kurang semangat bersekolah, apa karena aku masih teringat kak Tyara? Mungkin saja……
Hari senin, yaitu hari pertama aku bersekolah di SMAN 4 Surabaya. Suasananya ramai, sama seperti sekolah lainnya. Di sini aku ditempatkan di kelas X6, kelas yang katanya sangat ramai dan gaduh. Aku sempat tidak habis pikir mengapa aku bisa ditempatkan di kelas seperti itu. Mudah-mudahan aku bisa beradaptasi dengan cepat.

********

Aku pun menengok ke dalam ruang X6 lalu aku masuk dengan langkah perlahan. Terdengar suara seseorang memanggilku, oh ternyata itu Bu Retno guru Bahasa Indonesia di kelas X6.
“ Lita? “ sapa ibu itu kepadaku.
“ Iya, saya bu.” Jawabku.
“Ayo sini, coba kamu perkenalkan dirimu kepada teman-teman barumu! Silahkan !
“Mmmh, Assalamualaikum, perkenalkan nama lengkap saya Violita Tasya Dwinanda tapi saya biasa dipanggil Lita jadi kalian bisa memanggil saya Lita. Dan saya pindahan dari SMAN 5 Bandung. Makasih”
Dengan gugup aku memperkenalkan diri , dan setelah itu, Bu Retno menyuruhku duduk di bangku kedua dari belakang.
Aku pun berjalan ke bangku yang dituju, tapi di tengeh-tengah perjalanan, sebuah kaki tiba-tiba meluncur dan mengenai kakiku. Dan hal memalukan pun terjadi, aku jatuh dan sorak tawa para murid pun terdengar jelas di telingaku. Pada saat itu aku sama sekali tidak berani mengangkat kepalaku karena saking malunya akibat kejadian tadi. Tapi tiba-tiba sebuah tangan terjulur di depanku dan otomatis kepalaku terangkat dan mataku tertuju pada seseorang yang sedang menjulurkan tangannya. Wow, ternyata dia seorang pria tampan yang memiliki kulit putih yang sempurna, tidak ada goresan luka atau jerawat di mukanya, hidungnya mancung, bibirnya mungil, bola mata yang kecoklatan, rambutnya yang disisir ala artis-atris Korea, sungguh membuatku terpesona haha. Namanya Vhernandes van Delft. Dia adalah anak seorang menteri keuangan di Belanda. Dia merupakan turunan Belanda-Jawa, ibunya berasal dari Jawa dan ayahnya berasal dari Belanda. Tapi kalau dilihat-lihat, wajahnya sama sekali tidak ada turunan jawa, gen ayahnya ternyata lebih dominan dibandingkan gen ibunya.

********

Tengtengtenngggg……. Bel istirahat pun berbunyi dan aku pun bergegas ke kantin karena kondisi perutku yang dari tadi terus bernyanyi, sungguh membuatku risih dan aku jadi tidak bisa berkonsentrasi. Ku putuskan untuk memesan semangkuk soto ayam dan segelas juice melon. Pesanan pun datang dan aku langsung menyantap makanan itu dengan lahap sampai-sampai aku lupa berdoa. Tak lama kemudian, seseorang datang menghampiriku. Siapakah dia? Wow, ternyata dia pria yang tadi menolongku.
“Aduuuh, kenapa gw jadi deg degan gini sih ?!???!!!” batinku
“Hi Lita, kenalin gw Delfa.” Katanya sambil memberikan senyuman mautnya.
“Hi juga Delfa , ” jawabku dengan wajah yang gugup.
“Kelaparan ya? Dari tadi gw perhatiin lo makannya lahap banget” tanya delfa dengan wajah cengar cengir.
“gllleek, jadi dari tadi dia ngeliatin gue ? aduuuh malu banget. Kenapa sih mesti dia yang ngeliat ? gue kan jadi malu -_________-‘ “ batinku .
“hei, kok lo malah diem sih ? jangan ngelamun ntar kesambet loh!!!!”
“eh sorry. hehe aduh jadi malu. Iya soalnya td pagi gw gak sempet sarapan. Btw, lo gak mesen juga ?”
“enggaaaa, gw masih kenyang soalnya tadi sebelum masuk gw makan dulu di sini. Eh, gw balik ke sana dulu ya, temen gw manggil tuh. Bye “
“bye”
Akhirnya Delfa pun pergi meninggalkanku sendiri, ooh sungguh teganya teganya teganya . uwwwooowuwwoo haha , kok jadi nyanyi gini sih ? 
Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Aku pun berjalan ke kelas dengan santai karena perutku yang masih terasa kekenyangan dan ini membuatku harus mengurangi kecepatan berjalanku. Akhirnya sampai juga di kelas, aku pun duduk di bangkuku sambil meraih buku dari dalam tas. Sekarang adalah pelajaran sejarah, salah satu pelajaran yang tidak aku sukai. Tak lama kemudian, guru sejarah pun masuk. Untung saja gurunya perempuan jadi aku tidak terlalu takut (aku memiliki sifat yang aneh yaitu takut dengan guru lelaki. Ini semua gara-gara trauma masa lalu. Dulu pas TK aku pernah dimarahi abis-abisan oleh guru lelakiku hanya karena aku tidak sengaja mendorong temanku hingga terjatuh). Bu reni, guru sejarah kelas X6, mulai mengabsen satu persatu murid di kelasku dan setelah diabsen, tercatat 2 orang tidak hadir karena sakit. Sepertinya salah satu siswa yang sakit itu merupakan teman sebangkuku. Semoga saja anaknya baik . amin.

********

Gubraaaaaakkk……. Aku pun menjatuhkan diri di kasur setelah seharian aku melakukan aktivitas yang menurutku sangat melelahkan! Wajar sih aku kecapean kaya gini , soalnya tadi pas pulang sekolah ada anjing yang mengejar sampai depan rumah. Sungguh keterlaluan anjing itu ! haha
“Litaaa, Litaaa…… “ panggil seseorang di luar sana.
“Aduh siapa sih , ganggu orang tidur aja!” ucapku dalam hati sambil berjalan ke arah pintu.
“Mamaaaaa… ! mama sudah sembuh ? kok gak telfon Lita sih , kalau gitu kan ntar Lita jemput. Loh, mama pulang naik apa?” aku pun memeluk mama. Sejak hari pertama di Surabaya, mama langsung dirawat di rumah sakit karena kondisinya yang drop.
“Iya sayang, mama sudah sembuh. Lihat, badan mama keliatan lebih segar kan? Tadi mama pulang di antar dokter Rendy, sayang.”
“Dokter Rendy?”
“Iya, dokter yang rawat mama selama di rumah sakit. Orangnya baik banget loh, Lit.”
“Oh ya? Bagus deh ma kalau gitu. Eh ma, kita makan yu, Lita laper nih”

********

Teeeennggteeeenng…… bel masuk sudah berbunyi, sedangkan aku tinggal 5 langkah lagi untuk masuk ke dalam gerbang sekolah.
“Pak tunggu pak jangan ditutup dulu gerbangnya! Saya ini murid baru pak, dan rumah saya jauh dari sini jadi bapak tolong maklum ya pak ! pleaseee”
“Ya sudah, sana masuk . tapi lain kali jangan diulangi lagi ya!” kata Pak Usman, satpam SMAN 4 Surabaya yang berkumis itu.
“oke pak!” ucapku sambil berlari ke arah kelas X6.
Pelajaran Matematika hari ini sangat menyenangkan karena hari ini aku mendapatkan teman baru yang sangat baik. Namanya Putri. Dia gadis berkerudung yang pintar. Setiap guru menerangkan dia selalu memperhatikan dan jika dia ditanya oleh guru, pasti dia bisa menjawabnya.
“Put, abis ini pelajaran apa ya? Gue lupa bawa jadwal nih” tanyaku pada Putri.
“Sekarang pelajaran ekonomi, Lit.”
“Ada tugas gak ? denger-denger gurunya galak ya, Put ?”
“oh iya Lit, ekonomi ada tugas. Aduh, gue baru inget sekarang. Untung aja lo nanya ke gue jadi gue inget, hehe”
“Tugasnya gimana? Susah gak ?”
“Lumayan sih, kita disuruh nyari contoh pendapatan perkapita negara Amerika. Sumbernya bebas kok. Eh, kita cari di perpus yuk!”
Akhirnya aku dan Putri pergi ke perpustakaan. Setelah sampai di depan pintu perpustakaan, Putri baru ingat kalau kartunya tertinggal jadi dia terpaksa harus kembali ke kelas.
“Daaar !” seseorang mengagetkanku.
“Delfa ! dasar lo bikin gue kaget aja !”
“Lagian lo siang bolong gini ngapain make ngelamun segala, kesambet baru tau rasa lo! Eh ngomong-ngomong, lo ngelamunin gue yaaa ?” Goda Delfa.
“Ih enak aja . Dasar lo kepedean banget ! Btw, ngapain lo di sini ?”
“Shuut, gue mau nyabu !”
“HAH ? “
“Ya engga lah, Lit ! mana mungkin gue nyabu . Emang ada tampang pecandu ya di muka gue? “
“Heehe, engga. Mana mungkin muka setampan kamu tukang nyabu.”
“hah? Apa?”
“eh engga, gue asal ngomong doang kok. Jangan dianggap serius ya !”
Waktu menunjukkan pukul 14.05. Berarti tadi aku dan Delfa bercanda sudah cukup lama. Eh ngomong-ngomong Putri kemana ya, kok dari tadi belum muncul juga? Kuputuskan untuk kembali ke kelas dan mencari Putri, dan Delfa berjalan di sampingku. Ketika sampai di kelas, aku menemukan Putri sedang menangis. Ada apa dengan dia? Karena penasaran, akhirnya aku dan Delfa menghampiri Putri.
“Put, lo kenapa? “ kataku
“Put, jangan kaya anak kecil gini dong! Gue gak suka cewe cengeng!” ujar Delfa
“HEH ! kalau lo gak suka mendingan lo pergi aja sana ! gue gak butuh belas kasihan lo !” bentak Putri pada Delfa.
“Oke gue pergi ! Nangis aja lo sampai mata lo keluar sekalian !” bentak Delfa.
“Shit ! dasar cowo kurang ajar !” bentak Putri
Akhirnya aku berhasil menenangkan Putri dan tak terasa sudah pukul 15.00. Waktunya untuk pulang.
Fiuuh, hari ini ternyata lebih capek dari hari kemarin. Tapi aku seneng banget hari ini soalnya tadi aku sama Delfa jadi dekat dan kita sering ngobrol. Aku kayanya benar-benar menyukai Delfa sejak pandangan pertama. Delfa oh Delfa pangeranku hahaha (Lebay deh gue). Krriiiinnnggg….Kkrrriiinngg….., ………..
“Hallo ?” sapaku.
“Hallo, bisa bicara dengan Lita ?” Tanya seseorang di seberang sana.
“Ya, ini gue sendiri. Ini siapa ya ?” Tanyaku penasaran
“Ini gue, pacar lo . masa lo ga inget sih?”
“Siapa ya ?”
“Oh jadi gini ! setelah lo pindah ke Surabaya lo dengan gampangnya ngelupain gue ? boleh , kalau gitu kita putus!” bentak seseorang di seberang sana.
“HELLO MAS, maaf ya anda salah orang karena saya sama sekali TIDAK PUNYA PACAR DAN BELUM PERNAH PACARAN. “
“HAHAHHAHAHHAH (dengan terbahak-bahak)”
“Hei, lo siapa sih ? jangan main-main dong!!”
“hahah, Lita Lita ! lo lucu juga ya. Eh Lit, ini gue Delfa. Masa lo gak ngenalin suara gue sih?”
“Oh hai Delfa , gue kira siapa, habisnya suara lo di telepon beda sama aslinya hehe. Ada apa, Delfa ?”
“mmmh, gini Lit. Gue mau ngomong pentiiiiiiiiiiiiiiiiing banget sama lo. Boleh kan ?”
Aduuuh ya allah , perasaan gue campur aduk gini . seneng, malu, deg degan . ah pokonya gitu deh .
“Boleh, ngomong aja!”
“Tapi gak di sini Lit, besok aja ya . byeeeee”
“eh Delfa, tapi di maaaannnn………………………”
“tuuuuuuuuuuuuuttututututututu”

Jam 19.30 . Jam segini biasanya aku menyiapkan buku-buku untuk besok sekolah. Ketika aku memindahkan buku-buku hari ini ke dalam rak buku, aku melihat sepucuk surat yang menurutku tidak penting. Tapi setelah aku lihat, ternyata surat itu dari Delfa. Aku pun langsung semangat untuk membukanya. Dalam hatiku sudah tertumpuk beribu-ribu pertanyaan tentang isi surat itu. Ketika aku baca, isinya hanya memberitahukan tempat pertemuanku dengan Delfa besok. Dia mengajakku bertemu di Aula pada saat jam istirahat ke dua. Jantungku langsung berdetak kencang. Dan tanpa sadar aku langsung senyum-senyum di depan cermin sambil memegang surat dari Delfa. Lalu aku sedikit berhayal tentang pertemuanku besok dengannya, salah satu khayalanku yaitu Delfa menyatakan cinta padaku dan dalam khayalanku, aku pasti akan langsung menerimanya haha. Sudah jam 21.00, waktunya aku tidur. Sebelum aku tidur aku terbiasa untuk mencurahkan isi hatiku ke dalam buku diary kesayanganku, dan sekarang tentunya buku diaryku akan penuh dengan nama Delfa.
Baru jam 06.30 aku sudah sampai di kelas. Biasanya aku baru berangkat dari rumah tapi hari ini beda, aku menjadi lebih semangat untuk pergi ke sekolah. Mungkin karena aku tidak sabar untuk bertemu dengan Delfa. Hari ini pelajaran pertama di kelas X6 adalah bahasa indonesia dan para siswa ditugaskan untuk membuat cerpen di buku tugas masing-masing. Ketika jam pelajaran berlangsung, aku sama sekali tidak menemui sosok Delfa. Kemana dia ? apa dia tidak masuk hari ini ? karena aku penasaran dengan keberadaan Delfa, akhirnya kuputuskan untuk bertanya kepada Anjar, teman sebangkunya Delfa. Ketika aku tanya, wajah Anjar seperti tidak mau menjawab pertanyaanku. Ada apa ini ? mengapa semuanya jadi mendadak berubah seperti ini ? aku ingin menghubungi Delfa tapi aku tidak mengetahui nomer handphonenya, dan Putri mendadak aneh, seperti ingin menghindar dariku. Akhirnya aku hanya bisa terdiam sambil mengerjakan tugas cerpen itu.
5 menit lagi bel istirahat kedua, aku tidak sabar untuk menemui Delfa di aula. Tapi niatku untuk pergi ke aula langsung surut ketika aku menyadari bahwa Delfa tidak masuk sekolah hari ini. Tapi tak lama kemudian handphoneku bergetar, lalu ku buka, ternyata sms dari seseorang yang isinya
From : 085722203336
Hi Lita, apa lo msih inget sama pertemuan kita ? ko lo gk nongol2 ya ? apa lo gak masuk ?

“Hah? Ini dari Delfa, berarti sekarang dia sudah berada di aula” Batinku
Aku pun bergegas dari tempat dudukku dan langsung berlari ke aula sekolah. Ku buka pintu aula tapi tidak terlihat apa-apa, di aula sangat gelap, sepertinya lampunya sengaja tidak dinyalakan. Ketika aku akan menyalakan lampu, tiba-tiba lampu menyala dan terdengar teriakan banyak orang “Surprise”. Lalu Delfa menghampiriku.
“Hallo Lita, akhirnya lo dateng juga.” Sapa Delfa dengan senyuman manisnya.
“Delfa ! apa-apaan ini ? norak ah kmu ! emang siapa yang ulang taun?” bisikku pada Delfa
“Ya ampun Lita, masa lo lupa sama tanggal ulang taun sendiri sih ? sekarang kan udah tanggal 15 februari.”
“hah ?” aku bengong sekejap …….
“ah kebiasaan deh bengong kaya gitu !” kata Delfa
“hehe, iya Delfa gue lupa kalau sekarang tanggal 15 februari, gue kira sekarang masih tanggal 10. Eh , kok lo tau tanggal ultah gue sih ?”
“Gue liat dari biodata siswa. Hebat kan gue ? haha”
“biasa aja ah!” ledek ku sambil menjulurkan lidah.
“eh , ke tengah dong masa diem di depan pintu terus. Eh ayo ayo tiup lilin trus make a wish ya !” kata Delfa
Fuuuuhhh……………. Lilin pun mati dan aku membuat permohonan supaya Delfa menyatakan cinta ke aku seperti di mimpi aku tadi malam. Make a wish selesai. Aku nervous banget saat itu. Untuk menutupi rasa grogiku, aku pura-pura pergi ke toilet tapi Delfa langsung menarik tanganku dan jangtungku langsung berdetang kencang seperti habis lomba marathon internasional.
“Lit, lo nyadar gak kenapa sikap gue gini ke elo ?”
“Engga” jawabku bohong
“masa? Sedikitpun kamu gak nyadar ?”
“mmh, lo ngomong apa sih?”
“Aduh Lit, udah deh gue to the poin aja ! Lita, sebenernya gue suka sama lo sejak lo masuk ke sekolah ini, waktu gue nolongin lo, gue jatuh cinta pada pandangan pertama ! Lo mau ga jadi cewe gue ?” Tawaran Delfa terdengar sangat lantang.
“Lo serius ?”
“Dua rius malah ! mau ga ?”
“…………………” hening
“Gini aja deh, kalau lo nerima gue, lo ambil bunga ini dan kalau lo nolak gue, lo gak usah ambil bunga ini. Gmana ?”
“Tapi gue malu kalau ditonton banyak orang gini.” Bisikku pada Delfa
“TEMAN-TEMAN, BOLEH SAYA MINTA KALIAN KELUAR, SEBENTAR SAJAAAA. KARENA SEPERTINYA LITA MALU. Hihhi” Teriak Delfa kepada para siswa yang menonton.
Semua siswa pun keluar dan aku langsung menerima bunga itu, itu tandanya aku menerima Delfa. Tapi aku masih merasakan segerombolan siswa menonton peristiwa ini dari jendela aula. Sudahlah, yang penting sekarang aku dan Delfa berpacaran dan aku baru saja merasakan pelukan pertama dari seorang pacar karena aku baru pertama kali berpacaran . oh jadi ini rasanya memiliki pacar.
Dua bulan berlalu. Aku dan Delfa masih berpacaran tapi tidak seperti dulu lagi. Akhir-akhir ini dia jadi aneh dan susah dihubungi. Kalau aku mengajak dia main atau jalan-jalan pasti aja ada alasan untuk menolaknya. Dan yang lebih parahnya, 4 hari kemarin aku dan Delfa sama sekali tidak smsan ataupun telepon-teleponan, bertemu juga tidak (karena pada saat itu sekolah diliburkan).
Hari senin, aku agak senang karena hari ini masuk sekolah dan itu tandanya aku dan Delfa akan bertemu. Ketika sampai di sekolah aku belum menemukan Delfa. Pada saat itu aku masih bersikap biasa saja tidak sepanik kemarin kemarin. Ketika pelajaran mulai, aku sama sekali tidak bisa berkonsentrasi karena Delfa tak kunjung datang. Keesokan harinya sampai hari Jumat, Delfa masih juga tidak ada di sekolah. Kemana dia? Aku sudah bertanya kepada teman-teman dekatnya tapi tidak ada yang tahu kabarnya. Ketika para siswa laki-laki solat Jumat, Putri tiba-tiba mendekatiku dengan wajah serius dan sepertinya dia ingin membicarakan sesuatu.
“Lit, gue ganggu ga?”
“Engga kok Put. Emang kenapa ?”
“Lit, gue pengen ngomong jujur sama lo. Tapi janji lo jangan marah ya !”
“iya gue janji, emang apaan sih?”
“Gini Lit, sebenernya gueee…….gueee inii… gue mantannya Delfa, Lit. Sebulan sebelum dia pacaran sama lo, dia mutusin gue tanpa sebab tapi sih katanya………..katanya dia udah ga sayang lagi sama gue, tapi gue masih sayang dia, Lit. Gue sayang sama Delfa.”
“So, lo mau apa ? lo mau gue sama Delfa putus ?” bentakku –aku tidak bisa menahan emosi pada saat itu-
“Bukan bukan Lit, gue justru ga mau lo putus sama Delfa. Yang gue mau, sekarang lo harus kasih semangat ke Delfa karena dia sekarang sekarat, Lit ! Delfa sekarat, dia sakit parah !” isak tangis Putri terdengar pada saat itu.
“Maksud lo apa ? gue sama sekali ga ngerti. Udah deh lo ga usah bercanda ! gue lg ga mood diajak bercanda nih !”
“Lita , gue sama sekali ga bercanda . gue serius , Delfa sekarang dirawat di rumah sakit Pramudika , kata dokter umurnya ga lama lagi, dia divonis bisa hidup selama 1minggu lagi.”
“APA ? Put, Delfa sakit apa Put ?” aku pun menangis.
“Kanker. Dia mengidap penyakit kanker otak stadium akhir.”
“Gaaak , gak mungkin ! gue ga percaya. Dia sehat kok , buktinya selama sama gue, dia ga pernah mengeluh kesakitan. Lo ga usah boong ! Gue ga percaya!”
“Oke kalau gitu ! Pulang sekolah lo ikut gue !”
Bel pulang pun berbunyi, Putri bergegas menarikku masuk ke mobilnya dan dia langsung tancap gas ke arah rumah sakit Pramudika, dan aku masih menangis karena aku takut yang diceritakan Putri itu benar-benar terjadi.
Ckrek, pintu kamar 209 pun dibuka oleh putri. Dia langsung mengajakku masuk dan benar apa yang Putri bilang, Delfa tergeletak lemah di kasurnya. Aku sama sekali tidak menyangka, Delfa yang kesehariannya ceria,sehat , tapi ternyata dia mengidap penyakit yang mematikan itu.
“Delfaaaa…..” panggilku sambil duduk di samping kasur Delfa. Aku langsung meneteskan air mata dan badanku spontan memeluk Delfa yang sedang tidak sadarkan diri. Tak lama kemudian, dokter yang menangani Delfa masuk untuk melihat kondisi Delfa. Kata dokter keadaannya sudah agak membaik. Dokter pun keluar. Beberapa menit setelah dokter keluar, Delfa mendadak memperlihatkan keadaan tidak baik, dia kejang-kejang dan tangannya menggemgam tanganku sangat erat seperti sedang kesakitan. Lalu aku memanggil dokter dan setelah dokter memeriksa, ternyata kondisi Delfa memburuk dan menurut dokter, penyakit Delfa sudah sangat parah dan dia harus segera dioperasi kalau tidak nyawanya akan melayang. Dokter menyuruhku menghubungi mama Delfa yang sedang membeli makanan di depan sana untuk menandatangani surat penting mengenai penyakit Delfa ini. Tak lama kemudian mama Delfa datang dengan mata bengkak.
“Maaf sebelumnya, demi kelancaran operasi Delfa, saya harap seluruh keluarga dan kerabatnya harus mendoakan Delfa, karena sangat kecil kemungkinan Delfa sembuh.” Kata dokter
“Pasti , dok. Saya akan mendoakannya.” Kata mama Delfa dan aku serempak.
Ruang operasi pun ditutup, Putri dan mama Delfa terlihat sangat gelisah sama seperti aku. Kami terus berdoa sambil menunggu dokter keluar. 30 menit berlalu, terlihat wajah dokter yang sedih keluar dari ruangan itu. Aku dan mama Delfa langsung menghampirinya.
“bagaimana dok ?”tanya mama Delfa
“Saya minta maaf sekali lagi, kami tidak dapat menyelamatkan Delfa, operasinya gagal bu. Kami turut berduka cita atas kepergian Delfa.”
“APA? Dia anakku satu-satunya dokter, Delfa anak kesayanganku jangan tinggalin mama, nak.” Mama Delfa menjerit sambil menyandar di tembok.
Lalu aku, Putri dan mama Delfa masuk ke dalam kamar setelah Delfa dipindahkan ke ruangannya semula. Mamanya langsung memeluk Delfa dan aku berdiri di samping Delfa sambil memegang tangannya. Aku sangat sedih saat itu. Besok, jenazah Delfa akan dimakamkan di Tanah pemakaman milik keluarga besar mereka dan ayahnya baru pulang dari Belanda tadi siang dan akan sampai di Surabaya nanti malam sekitar jam 11.
Pagi yang cerah. Biasanya hari Minggu pagi, aku dan Delfa sedang jogging di taman komplek dan kita pasti bercanda, tertawa riang gembira. Tapi sekarang tidak, aku harus menghadiri pemakaman Delfa yang akan dilaksanakan sekitar pukul 9. Semalaman aku tidak bisa tidur, aku terus menangis, bayangkan saja , aku dan dia belum sempat bertemu dan ngobrol sama sekali sejak seminggu yang lalu, dan setelah sekarang dipertemukan langsung dengannya, dia sama sekali dalam keadaan tidak sadar dan akhirnya pergi meninggalkanku selamanya. Sakit rasanya hati ini. Sudah pukul 9, aku harus cepat-cepat ke pemakaman Delfa , ketika aku sampai di sana, aku hanya bisa terdiam dan mengeluarkan air mata kesedihan dan kekecewaan! Dia telah menyembunyikan penyakitnya itu dariku dan sekarang pergi untuk selamanya . Delfa, aku ingin kamu kembali ke dunia ini tapi keinginanku itu sangat mustahil . Aku hanya bisa berharap kamu tenang di alam sana dan jangan lupain aku . Aku masih sayang kamu, kamu cinta pertamaku yang gak bakal pernah aku lupain . I love u, Delfa , dan ini balasan lagu yang kamu minta waktu itu :
Telah lama sendiri dalam langkah sepi
tak pernah ku kira bahwa akhirnya tiada dirimu di sisiku
Meski waktu datang dan berlalu sampai kau tiada bertahan semua takkan mampu mengubahku hanyalah kau yang ada di relungku .
Hanyalah dirimu mampu membuatku jatuh dan mencinta
kau bukan hanya sekedar indah kau tak akan terganti .
Tak pernah kuduga bahwa akhirnya tergugat janjimu dan janjiku.

Asalnya lagu ini mau aku kasih waktu hari senin tapi kamu ga masuk dan sekarang ketika aku kasih ke kamu, kamu sudah pergi meninggalkanku untuk selamanya. Tapi tak apalah, kamu akan selalu di hatiku selamanya, Delfa.
Selamat jalan.

KARYA GHIFFANIAZ ZAHRA FADILLAH

Selasa, 30 Maret 2010

this is my fav song

like a song

Chorus:
I can't forget you when you're gone.
You're like a song
That goes around in my head.
And how I regret
It's been so long.
Oh, what went wrong?
Could it be something I said?
Time, make it go faster,
Or just rewind
To back when im wrapped in your arms

Ahoooh

Dum da di da
Da da da dum
Da da da dum
Da da da dum da da di dum
Da di dum dum
Da da da dum
Da da da dum
Da da da dum la da da di da dum


All afternoon long
It's with me
The same song
You left a light on
Inside me
My love

I can Remember
The way that it felt
To be holding on to you

Da dum da da di dum
Ooh dum di dum

Chorus

Time
Make it go faster
Or just decide
To come back to my happy heart.

Ahooh oh

Selasa, 17 November 2009

temen temen SMPku tercintaaa :)

hei , ini nama* anak SMPIT annimah angkatan 1 :

1. Cynthia Dwi Rizqia (lucu)
2. Fitri Nurharyati (baik)
3. Ghiffaniaz Zahra Fadillah (its me)
4. Laila Anggraini (pikaseurieun)
5. Muhammad Mulki Nurhalim (lucu+aneh)
6. Nur Al Faizah (sabar)
7. Ratih Rizki Yuliyanti (baik)
8. Sandra Khairunnisa (baik)
9. Safira Aulia (pendiem)
10. Syamsa Verdial (gokil)
11. trivia raini panigoro (rame)
12. Valenta Andani (seru)
13. Armansyah Ibrahim (dewasa)
14. Muhamad Luki Rahman (suara ngebass)
15. Irfan Dhia Irsyad (pinter)
16. Desi Purnama Sari (jago nari)
17. Agi Pratama (tukang ceplos2an)
18. Rahmat Fadillah (lucu+aneh)
19. Maladzan Angga Kusuma (pinter+baik)
20. Fariz Furqon (aneh)
21. Annisa Rahmania (baik)

kita di pangandaran :)



sebelum nerima hasil UN , kita seneng2 dulu di sini :)